Akhirnya,.. Aku kembali lagi melihat kalian, seperti biasa tuan ku yang payah itu takut untuk berbicara perihal yang ia pendam. Lagi-lagi jam tidurnya berantakan, bertarung dengan dirinya sendiri perihal melupakan dan berusaha sadar bahwa masih banyak pilihan maupun kesempatan. Yup, lagi-lagi dia kehilangan, aku hanya bisa tertawa melihat dia tertipu sebuah harapan karena yang kembali datang hanya menyempatkan bukan melanjutkan...
[ hahahaha ヽ(´▽`) ノ] kalian tahu lah siapa yang aku bahas disini, sudah sering kali ia ceritakan disini. Banyak sekali cerita orang itu dari pada aku, rasanya seperti kurama di anime naruto. Mari kita sudahi saja bahasan yang itu. Aku ingin bercerita tentang “tanya” hal yang seharusnya orang lakukan ketika dia tidak tahu atau belum jelas mengenai sebuah hal.
“Tanya” kalau
didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia [KBBI] yang berarti permintaan keterangan.
Mungkin di era kalian saat ini, bertanya adalah hal dianggap hal memalukan atau
mungkin jika kalian mempertanyakan sesuatu hal, bisa jadi kalian dianggap bodoh
atau kudet [ kurang apdet ]. Sebuah hal yang beralih arti karena perkembangan
jaman. Di era sekarang, sangatlah mudah untuk menemukan jawaban yang kalian
inginkan. Tinggal googling di internet kalian sudah menemukan banyak pilihan
jawaban yang kalian inginkan [ kecuali jodoh yaa... (ʃ⌣ƪ) ] . Tanya, terkadang juga bisa jadi pemicu
sebuah masalah. Seperti halnya sebuah kutipan “ malu bertanya sesat di jalan ”
sebuah kuitpan yang terkadang ada benarnya jika dihadapkan momentum tertentu.
Sama halnya
dengan bocah licik yang satu itu. Hanya karena diantara mereka tidak bertanya, maka
terjadilah sebuah perdebatan. Rasanya seperti karang yang bertabrakan. Sama-sama
bersikeras dengan argumen masing-masing. Aku yakin, kalian tidak ingin berada
diposisiku saat itu. Aku hanya bisa bersembunyi tanpa bisa menawarkan solusi. Entah
kenapa [t]uhan bisa menciptakan dua manusia seperti itu. Dua manusia yang
sama-sama aneh. Tapi aku bersyukur, karena kejadian itu akhirnya aku bertemu
kembali dengan kalian... \( ˆ▽ˆ
)/ .
Seperti alasan
kenapa aku diciptakan, tuan ku itu lagi-lagi dipeluk hangat oleh semua terkaan
dan rasa penyesalan. Bukan hal yang mengejutkan, tapi lebih merasa bosan saja,
lagi-lagi dia dihadapkan dengan sebuah keluputan. Lagi-lagi aku menemaninya
melamunkan hal-hal yang jauh dari kenyataan. Belakangan ini aku diajaknya
bermusyawarah mengambil keputusan yang ia paksakan. Keputusan yang mengharuskannya
untuk menjilat lagi ludahnya sendiri untuk kedu kali. Entah apa kalian bisa
membayangkan hal itu atau tidak, tapi itu kenyataannya. Tenang, tuan ku itu
masih hidup, walau terkadang sifat pesimisnya sering kali muncul dengan stigma
yang lebih parah. Ia masih ingin hidup. Masih ingin melihat kejutan apa lagi di
hari esok...
Mungkin cukup
sampai disini aku menceritakan buku
harianku.Doa kan saja kita akan bertemu dalam bentuk zine. See You...
“ Jika ada pertanyaan tanpa
jawaban, maka penolakan juga sebuah jawaban yang tidak kalian inginkan... ”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar