Tiba-tiba jadi teringat momen tahun lalu
saat aku menjadi [mungkin] orang yang paling dekat dengannya saat itu. Tak
banyak momen yang kami berdua buat, tapi semua itu berkesan bagiku [ iya untukku,
karena aku tak tahu apakah momen itu berkesan juga untuknya.]. Malam itu memang
bukan malam yang kami rencanakan, kami berdua memang sedang tak tahu tujuan.
Ya, layaknya orang random yang tak tahu harus kemana, kami berdua hanya
keliling kota sebelum akhirnya ide gila ke kutub utara itu muncul dikepala.
Aku menanyakan kepadanya apakah dia
mau ke kutub utara ? Dan dengan lantang dia mengiyakan karena tak ada ide lain
dikepala atau mungkin dia malu untuk bicara. Sebagaimana yang kalian tahu. Kutub Utara adalah titik paling utara
dari bola bumi, merupakan satu-satunya titik yang dilalui oleh garis khayal 90
derajat Lintang Utara. Kutub Utara juga meliputi Greenland, Kepulauan Svalbard
milik Norwegia, negara Islandia, dan juga pulau Novaya Zemlya yang merupakan
bagian dari Rusia. Kutub Utara dihuni hewan-hewan yang berhabitat di cuaca
dingin, seperti beruang kutub, serigala kutub, rubah kutub, anjing laut, dan
masih banyak lainnya.[ menurut wikipedia].
Setelah menyapa pinguin warga Happy
Feet yang menyambut kami dengan tarian, akhirnya kami sampai di kutub utara.
Berbincang tentang kebingunan kenapa kami harus pergi ke kutub utara. Setelah
perbincangan yang hangat, yang cukup mencairkan otak yang beku karena
perjalanan ke utub utara itu sangat jauh jika kalian tahu, apalagi jika
dilakukan dimalam hari. Maka dari itu, kami berpamitan pulang kepada warga Happy Feet.
Diperjalanan aku menanyakan sebuah
jawaban dari pertanyaanku yang sempat aku tanyakan padanya. Dia kaget dan
menyebutku gila, apa benar kamu ingin sebuah jawabanku ditengah badai salju
yang seperti ini. Dengan perdebatan panjang dan kepala batu karena badai salju
akhirnya dia menjawab. Tidak kecewa atau pun bahagia dengan jawabannya, karena
masih ada ragu yang membuatku penasaran. Akan tetapi, tak mungkin juga aku
berdebat dengannya ditengah badai seperti ini.
Ditengah perjalanan, karena
kedinginan dan candaan kami yang agak kocak dan berlebihan setelah melewati
badai salju yang cukup parah tadi. Entah hal yang kurang ajar dan aku yang
terlalu berani, Spontan saja aku menggenggam tangannya, dia pun kaget tapi tak
menolaknya. Sembari aku lontarkan candaan “ Setidaknya malam ini kita seperti
orang yang sedang menjalin hubungan.. hahaha ◎( ̄^ ̄)====◎)>_<”.
“ Genggam
erat apa yang sudah kamu putuskan. Karena pada dasarnya kamu sudah menaruh
keyakinan pada sebuah pilihan. ”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar