Kamis, 16 Desember 2021

ALFAMART

 


            Pertemuan dan perpisahan dua hal yang selalu berdampingan, seolah-olah tak ada yang bisa menghindari dua hal itu. Seperti halnya orang sepertiku, Setahun yang lalu aku memberanikan diri untuk melangkah lebih dekat dengan perpisahan. Keputusan nekat, sebelum pada akhirnya perlu hampir setengah tahun kami dihadapkan dengan pertemuan.

            Setelah sekian lama berkenalan dan dibuatnya untuk berani membuka diri. Akhirnya, aku berani setelah sekian lama takut dihadapkan dengan perpisahan. Sampai saat ini masih teringat jelas bagaimana pertemuan kami. Dibuatnya bingung dan tak tahu arah kemana kami akan menghabiskan malam itu. Bagi sebagian orang mungkin akan membuat pertemuan pertama adalah awal yang indah. Tapi tidak dengan kami.

            Kami menjadi orang yang sama-sama canggung, susah membuka percakapan dengan baik, selalu bertabrakan mengawali pembicaraan. Malam itu memang sedikit gerimis, kami sedikit nekat untuk bertemu. Ya karena kesibukan masing-masing dan sudah menemui kesepakatan bahwa malam itu kami akan bertatap mata. Maka setelah hujan reda kami putuskan untuk ketemu. Jujur, tak sesuai apa yang aku rencanakan. Pikirku kita akan pergi ditempat yang dekat. Tapi tidak, dia lebih memilih ketempat yang agak jauh dengan cuaca yang masih gerimis . Maka aku iyakan keinginannya. Meskipun aku juga belum pernah ketempat yang ingin dia tuju.

            Diperjalanan, aku sedikit membuka obrolan menanyakan tentang apa yang sedang ia sibukan. Dia adalah perempuan yang sedikit pendiam. Mungkin sama halnya denganku, yang masih sopan dan tak banyak bicara ketika bertemu dengan orang baru. Tak ayal perbincangan itu hanya menimbulkan gelak tawa, aku hanya mengajaknya bercanda karena aku  tak ingin dinginnya malam itu memeluk kehangtan kami berdua.

            Ditengah perjalanan, lagi-lagi hujan kembali turun. Kami yang masih cukup jauh dari tempat yang kami tuju akhirnya memilih untuk berteduh. Akhirnya aku pinggirkan motorku di alfamart. Yap, mini market yang menjadi tempat dimana kami mengawali pertemuan. Sembari menunggu hujan reda, kami pun mulai pembicaraan, bertukar pikiran dan saling menceritakan. [ Aku rasa hujan malam itu sedikit bercampur formalin, ya karena tak kunjung reda. () ]

            Singkat cerita karena sudah terlampau larut malam kami akhirnya putuskan untuk mengakhiri pertemuan kami dengan hujan-hujan. Pertemuan yang bagi kebanyakan orang adalah hal yang gagal untuk memberikan kesan yang indah. Bagiku itu adalah pertemuan yang mungkin akan sulit aku lupakan. Malam itu hujan adalah sebuah perwakilan....

“ Hujan adalah ribuan harapanku yang berserakan dan berjatuhan... ”

Rabu, 15 Desember 2021 23:37


Tidak ada komentar:

Posting Komentar