1.
Tiga dini hari, jam-jam dimana aku
berimajinasi tentang es lemon tea, sepotong roti, dan dirimu. Entah siapa itu,
yang jelas dia gadis impianku. Yang ku pikirkan dengan tenang, kusebut dalam
doa dengan lantang, dan kuharap menjadi kenyataan. Selamat malam, semoga kita
dipertemukan.
2.
Ada jutaan percobaan. Ada ribuan
kegagalan. Ada ratusan keberhasilan. Tapi hanya ada satu kesimpulan. “kamu”.
3.
Pagi ini bukan lagi mentari yang
menyapaku. Dia tergantikan oleh raut wajahmu yang pulas dan lugu. Saat ini, aku
masih tak sadar apakah aku benar-benar terbangun atau masih bermimpi satu
ranjang dengan orang yang aku cintai.
4.
Malam ini kita adalah pasangan yang
diimpikan semua orang. Sebelum pagi menyadarkan bahwa kita hanyalah orang asing
yang masih ragu untuk berkenalan.
5. Ketika pelatuk mulai dikokang dan suara perlawanan mulai diteriakan. Dan tak satupun dari mereka meredam. Baku hantam mulai dipertontonkan, korban mulai berjatuhan hanya demi penegakan dan keamanan. Adakah dari mereka yang sadar kemanusiaan daripada perintah atasan ? Beberapa orang mengagumimu sebagai laki-laki idaman dan beberapa lagi menyebutmu bajingan. Jangan menjadi perdebatan, berdoalah saja. Karena hari ini apa yang kalian lakukan bukan lagi keputusan pengadilan, melainkan [t]uhan yang memberimu penilaian. [demo ruu]
6.
Buitenzorg. Kereta itu perlahan
meninggalkan kota. Mata berlinang, raut wajah cemas, dan tangan yang melambai.
Semua melebur menjadi rindu yang entah kapan akan bertemu. Kepergianmu adalah
perjudian bagiku. Bertaruh akankah kamu kembali kepelukanku atau tergantikan
dengan orang baru. Semoga kita bisa merawat kepercayaan hingga tumbuh menjadi
kebahagiaan.
7.
Seperti rejeki. Jika kamu tak mencari
maka kamu tak dapat mensyukuri apa yang [t]uhan beri. Sama halnya dengan calon
istri, jika kamu masih merawat benci dan sakit hati maka kamu tak pernah tahu
perempuan seperti apa yang akan terus menemanimu hingga liang lahat kamu
tiduri.
8.
Sudah berlalu, tepatnya lima tahun lali.
Kasus yang tak juga menemukan titik temu. Aku yang bunuh diri atau kamu yang
menikamku bertubi-tubi. Semenjak kepergianku, semua kembali tenang. Kita
seperti hujan dan kerinduan. Tak tahu menahu apa yang mereka rasakan, tapi kita
selalu dikaitkan. [kasus mirna]
9.
Aku hanyalah pencuri waktu, yang akan
dirajam luka jika dirimu berhasil melarikan diri. Divonis tak bisa melupa
tentang apa yang telah kita lalui bersama. Mendapat remisi jika dirimu kembali
ke pelukku lagi.
10.
Kala itu, aku kalah taruhan dengan [t]uhan.
Lalu ia menyodorkan kontrak seumur hidup untuk mengikhlaskan. Sejak saat itu,
akulah yang bertanggung jawab atas kehilangan. [my father past away]
11.
Tulisanku ini bukan tentang kebahagiaan
seperti yang kamu harapkan. Maaf, aku berkeyakinan semua orang memiliki
kebahagiaan yang tak dapat diwakilkan. Kebahagiaan itu seperti impian, dapat
berubah sesuai keadaan.
12.
Cinta yang dewasa adalah mereka yang
percaya kepada hati bukan lagi janji.
13.
Kita semua mencintai hal yang sama,
hanya saja jalan yang kita lalui berbeda-beda.
14.
Kopi dan hati. Sama-sama merasakan pahit
dengan cara yang berbeda.
15.
Entah hari ini ataupun lusa, aku hanya
ingin menjadi seseorang yang kamu cinta.
16.
Percuma menjadi yang pertama, karena
pada akhirnya yang terbaik adalah mereka yang bertahan paling lama.
17.
Jika rebahan adalah hal yang paling
menyenangkan, maka bahumu adalah hal yang paling aku rindukan. Karena bersandar
di bahumu bukan lagi kesenangan, melainkan tempat ternyaman.
18.
Belajarlah untuk saling mengerti, bukan
saling menuntut untuk menjadi. Dengan begitu kamu akan tahu, mencintai
seseorang itu untuk saling mengisi bukan mempertahankan ego sendiri
19.
Hal yang menyakitkan itu adalah ketika
kita tahu bisa bersama, tapi malu untuk mengungkapkannya.
20.
Aku senang ketika tak sadarkan diri.
Karena dengan begitu, hal-hal tentang dirimu dan kepergianmu adalah sebuah mimpi
yang tak pernah terjadi.
21.
“ Disinilah sebentar lagi, iya iya aku
janji tidak memintamu untuk menetap lagi. Setidaknya rindu ini terobati. Benar,
aku hanya rindu saat kita bersama dulu. Rindu akan hal-hal yang menjadi
rutinitasku dulu, sekarang tak pernah aku lakukan lagi. ”
22.
Jika menurutmu kita berpisah karena
tidak pantas, kamu salah. Pola pikir kita saja yang menjadi masalah. Kamu tetap
menjadi orang yang berarti, yang pernah menemani. Meski pada akhirnya kita
sama-sama tersakiti.
23.
Kita sama sama manusia yang berbeda
pikiran. Kamu minum anggur untuk sebuah perjamuan, hal yang sakral untuk sebuah
perayaan. Sedangkan aku minum anggur hanya untuk sebuah peryaan, entah
kebahagiaan atau kekecewaan terhadap kehidupan. Selamat hari natal. [ hari
natal ]
24.
Aku sama seperti kalian, entah terpisah
atau ditinggalkan. Aku hanya beruntung diberi kesempatan untuk merasakan
kebahagiaan yang mereka berdua ciptakan. [panti asuhan]
25.
Kota malang yang tenang dan iringan lagu
dari band-band bergenre punk. Serta indahnya warna warni kampung jodipan pada
waktu malam. Tak lupa sebotol topi miring yang memberi kehangatan. Terima kasih
kesempatan karena telah memberi sebuah kenangan.
26.
Aku cemburu dengan pacarmu, karena dia
kebersamaan kita jadi terganggu. “ sial ! kini aku tidak ada teman untuk
berbincang. Tapi tak apa, itu sebuah keadilan karena semua orang memiliki jalan
dan tanggung jawab saat mereka dilahirkan. Aku akan cemburu buta jika kalian
lupa, jadi mampirlah jika ada kesempatan. Akan aku siapkan anggur merah, orang
tua yang membuat kita bersaudara meski kita dari keluarga yang berbeda. Panjang
umur persahabatan ! ”.
27.
Kegelapan membuatmu menjadi terang, tak
peduli kau redup atau pun remang-remang. Mereka hanya ingin kau bercahaya,
karena terangmu membuat malam menjadi lebih berharga.
28.
Malam memang selalu gelap, didalam
kegelapan selalu ada bintang baru. Dia adalah dirimu yang mengajarkanku hidup
bukan hanya tentang sendiriku.
29.
Ini adalah puncak dari pemikiran yang
berat. Orang-orang memintaku agar sama sepertimu. Bagiku, tukang kunci terbaik
didunia pun sangat sulit menduplikat seorang ayah. Mereka meminta sosokmu ada
pada diriku. Bagaimana aku bisa ? aku lahir dari ibu dan ayah. Sudah jelas cintamu
dan kasih sayang ibu terbagi menjadi Aku. Mereka seolah-olah menolakku menjadi
diriku sendiri. Menolak keberadaanku, menolak bagaimana aku, dan menolak siapa
aku. Yah, apa mereka lupa aku juga seorang manusia, atau mereka belum rela
sosokmu telah tiada. Yah, tetaplah dibelakangku, aku percaya suatu saat kau
akan tetap bangga memiliki anak seperti aku.
30.
Kita terlalu memikirkan banyak siasat,
hingga lupa kebersamaan kita hanya sesaat. Kesibukan kita yang menjerat, jarak
yang membuat kita tersekat, dan kita yang masih belum sepakat. Antara
seperangkat alat sholat atau firman di al kitab.
31.
Kemerdekaan adalah hak segala bangsa dan
memberi kasih sayang adalah hak setiap manusia. Jadi lupakanlah sejenak tentang
iri dan benci, karena hidup bukan hanya tentang memperingati tapi juga harus
dijalani.
32.
Seperti halnya orang-orang memperingati
hari kemerdekaan. Aku selalu mengingat hari dimana kita pernah menjadi
pasangan. Karena kebebasan sebuah kesedihan adalah untuk dikenang bukan untuk
dilupakan.
33.
Sudah,longgarkan dulu semua kegiatanmu.
Rebahan sambil memikirkan hal baru. Mengevaluasi keselahan itu perlu, tapi ada
yang lebih berharga yaitu waktu. Sudah saatnya kamu mencari sosok yang baru.
34.
Kelak jika aku pergi, jangan pernah
mencariku didalam hati. Disitu, sudah bukan aku lagi yang menjadi penghuni.
Sekarang aku disini, didalam pikiran, menjelma menjadi kerinduan, hadir sebagai
kenangan, dan mengusik matamu saat enggan terpejam.
35.
Aku dan luka pernah bercanda bersama,
aku dan dia mentertawakan kita yang dulu pernah bersama. Ternyata bahagia itu
hanya butuh rela. Rela untuk melepasmu pergi, rela untuk melangkah maju, dan
rela untuk melihatmu dengan yang baru.
36.
Namanya juga belajar. Wajar jika kita
sering bertengkar karena berselisih paham. Maka dari itu jangan marah jika aku
salah. Aku hanya belum tahu bagaimana memperlakukanmu dengan benar.
37.
Jangan pernah berhenti untuk menjadi
menyebalkan, karena dengan begitu aku akan selalu memperhatikanmu. Hal yang
menyenangkan karena duniaku sepenuhnya menjadi milikmu.
38.
Kamu itu hari senin. Meski minggu ini
kamu aku lupakan. Minggu depan kamu adalah orang yang sama untuk aku rindukan.
39.
Sekarang aku sadar, kenapa aku selalu
terdiam dan tak bisa beralasan ketika amarahmu sulit aku redam. Ternyata kamu
adalah alasan yang selama ini aku pikirkan.
40.
Jika kamu ingin sebuah jawaban maka berilah
aku kesempatan atau waktu luang. Karena aku ingin sekali memelukmu dengan penuh
perasaan bukan terselimuti rasa kekhawatiran.
41.
Dua hal yang aku benci dari menunggu.
Waktu yang larut karena tak kunjung bertemu dan rindu yang tak kunjung
mendapatkan peluk darimu.
42.
Dia adalah gadis impian.Selalu datang ditengah
malam, terpikirkan dalam setiap lamunan, dan bergentayangan dalam ingatan.
Namun menghilang saat alarm membangunkan.
43.
Jujurlah saja jika tak ingin berjuang
bersama. Itu akan menyingkat waktuku untuk membahagiakanmu, daripada bersusah
payah menumbuhkan lara.
44.
Untuk kesedihan aku memaafkan. Untuk
kebahagiaan aku menerima kepergian. Untuk waktu yang telah kamu berikan aku
merelakan.
45.
Dia boleh datang dan memberi sapaan,
bukan datang lalu menyulut pertengkaran. Aku tak berhak membatasi dengan siapa
dirimu berteman, setidaknya beri dia penjelasan bahwa dia harus merelakan.
Dasar mantan !
46.
Lantas kenapa harus ada aku yang menjadi
pembenaran, jika kamu masih ingin kembali dengan kesalahan silam.
47.
Sayang, hal kecil yang membuatmu
menyebalkan adalah senyuman. Walau hanya sekilas mata memandang, membuatku
memikirkanmu sepanjang malam. Terima kasih kesayangan telah berbagi
kebahagiaan.
48.
Aku hanya bisa mewariskan kebahagiaan
bukan uang pensiunan.
49.
Kita hanyalah orang-orang yang ambisius
tentang surgawi tapi kita lupa masih menginjak bumi. Semua menginginkan
kenyamanan sampai lupa apa itu kemanusiaan.
50.
Seperti seorang militan. Jiwaku sudah
terbiasa berjuang dan bertahan. Bertahan karena kamu adalah sebuah harapan.
Berjuang karena mencintaimu adalah kemerdekaan yang aku impikan.
51.
Sayang, tidurlah yang lelap meski kau
tak kudekap. Bermimpilah walau aku tak disisimu. Dan percayalah, kita adalah
dua manusia yang tak sadarkan diri karena sedang jatuh hati.
52.
ku adalah seorang martir untukmu sayang.
Dari awal kita berkenalan, aku sudah bunuh diri melawan luka yang akan kembali
terulang, menderita karena memperjuangkan harapan yang lagi-lagi akan hilang.
Bermimpilah malam ini sayang, meski esok belum tentu kita dipertemukan.
53.
Kopi mengajarkanku bahwa kepahitan tak
selalu tentang hal-hal yang mengecewakan. Nikmatilah kesalahan hingga kalian
menemukan pembenaran.
54.
Berjabat tanganlah yang erat untuk
tangan yang dulu pernah tersemat. Maaf adalah kata yang tepat untuk
mengikhlaskan segala kesalahan yang pernah kita perbuat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar