Rabu, 01 Desember 2021

BAGIAN DARI HALUBOIS

                                                                      photo by her.

                 Masih ingat tentang seseorang yang aku ceritakan dan berupaya untuk membuktikan tentang tidak terlalu memikirkan perkataan orang lain. Ya, dia turut aku sertakan, ada banyak alasan kenapa aku mengajaknya kedalam riisan fisik ini, tapi hanya ada satu alasan kenapa aku memberinya tempat untuk menjadi bagian sebuah langkah awal dari semua ini. Hanya satu, karena aku berhutang budi denganya. Sebuah hal yang tak bisa digantikan dengan uang atau bahkan bisa jadi barang seberapapun nilainya tak akan bisa menggantikannya. Meski aku tahu ini pun juga belum bisa membayar tuntas setidaknya bagiku itu pantas.

                Bagi kalian yang belum memiliki rilisan awal, ini adalah bocoran hal apa yang membuat rilisan pertama itu eksklusif dan tidak akan kalian miliki dirilisan kedua [ mungkin hehehe (ˆˆ) ] . Jadi dirilisan pertama ada buku catatan kecil atau buku saku untuk kalian mencatat atau ya buat coretan saat mengerjakan soal matematika juga bisa hahaha... Buku kecil itu didalamnya terdapat kesan versi dari dia. Kalo kalian pikir “ yaelah cuman komenan doang... ” ya memang , tapi untuk sosok seperti dia, mengekspresikan sebuah kesan sangatlah sulit [ kecuali marah, dia pandai dalam hal itu wkwkwk (ˆڡˆ) ] , bisa dibilang kalo kalian tidak sefrekuensi atau tak paham dengan dirinya mungkin kalian juga akan bingung mengimplementasikannya. Jadi selain kesan yang berada dibelakang rilisan fisik itu, [  yang versi singkatnya ] bentar... Ada hal yang menarik dalam proses bagian ini atau ada fun fact nya. Untuk yang kalian sebut komen/kesan aku dan Dian menunggu itu selama hampir 1 bulan lebih dikitlah. Yap, hanya untuk sebuah kesan kami menunggu selama 1 bulan. Untung Dian adalah orang yang berkompromi dengan hal ini, jika tidak, mungkin tidak ada bagian ini. Kesan itu akhirnya kami dapatkan, dengan format word document satu lembar full dia tuliskan. Lucunya, kami berdua [ aku dan Dian ] masih ambigu, terutama Dian, dia bingung untuk menyingkat kesan yang dia berikan. Aku setuju jika itu memang sulit, karena sebenarnya itu adalah kesan yang menjadi satu kesatuan. Maka tak heran jika dipenggal akan menjadi sulit mengimplementasikan. Jadi aku memberinya ruang untuk andil dalam langkah awal ini, serta aku ingin membayar pantas apa yang telah dia lakukan. Dian dengan versi singkat dibelakang rilisan fisik itu dan aku memberinya ruang dalam buku kecil itu. Maka dari konsep awal yang hanya ada aku dan leluasa, dia adalah orang ketiga didalamnya. Sampai saat ini aku masih merasa bahwa sebenarnya ada dua bagian didalam rilisan tersebut, aku dengan tulisanku dan dia dengan kesannya. Dan Leluasa adalah dunia dimana dua orang yang selalu ragu ini menjadi satu.


“ Kamu adalah orang ketiga yang masih meninggalkan tanda tanya.

 

 

FULL VERSION  OF HER

“ Hai Hanry terimakasih masih mengizinkan,

    Ketika aku kembali menyapa mu, tidak ada pertanyaan awalan lain selain apa kabar? Aku selalu bertanya seperti ini. Mengingat jadwal tidur mu yang masih berantakan terkadang membuat berpikir akan kesehatan mu. Aku tertinggal banyak hal tentang mu beberapa Minggu ini.

    Mengenai kesan tulisan mu. Aku masih merasa tak yakin. Aku ragu apa yang aku tulis ini akhirnya akan sampai kepada mu. Karena aku merasa ini adalah karya mu. Tentu aku tidak ingin merusak apa yang sudah buat kamu lega. Barangkali.

    Akhirnya tulisan-tulisan mu menjadi satu dan diberikan ke pembaca seperti ku. Serangkaian tulisan mu pasti akan meninggalkan kesan tersendiri bagi pembacanya. Dari banyaknya pembaca, salah satunya aku. Seperti rasa-rasanya tulisan ini akan dijadikan sebuah bentuk fisik. Aku ingin apa yang aku katakan bisa membuat mu semakin bisa mengapresiasi karya tangan mu sendiri. Merasa bahwa kamu bisa menemukan celah optimistis dari diri mu sendiri. Tapi dengan standar yang aku bangun itu, aku justru bingung. Kesan apa yang akan aku tulis. Entah ini kesan macam apa. Sejujur-jujurnya tanpa merasa ingin menaruh beban kepada mu karena apa yang aku katakan. Kesan yang aku tulis berasal dari apa yang aku rasakan yang sesungguhnya. Tanpa mengikuti standar apapun.

    Kesan yang tertinggal dari ku setalah membaca Kumpulan Kata Halubois. Kata-kata yang ada dalam satu file ini kamu kemas dengan sederhana. Bahasa yang sederhana membuat ku mudah untuk paham mengarah kemana kalimat ini. Atau membahas apa kalimat ini. Kamu berhasil membuat pembaca seperti ku ikut dalam tulisan mu, berhasil membuat pembaca seolah-olah ia dalam cerita. Bagaimana aku melibatkan perasannya ketika membaca ini. Kalimat-kalimat romansa yang ada disini mengingatkan pada banyak kisah. Tidak perlu aku copy paste disini, karena kalimat tersebut sungguhlah banyak. Ya, banyak yang mewakilkan. Manusia seperti ku masih bingung bagaimana mengungkapkan sebuah perasaan dalam bentuk tulisan. Tentang suatu hal yang di alami. Dengan kalimat yang mempunyai kepaduan antara satu dan lainnya ini, aku terwakilkan.

    Aku pikir aku akan memerlukan tissue seperti apa yang ada di prakata. Tapi ternyata tidak. Aku justru tersenyum sembari terus membaca hingga akhir. Tepat. Kalimat yang tersusun sangat tepat. Sebuah  pikiran, angan-angan,  atau isi hati dari perangkai kata seperti mu.

    Entah bagaimana, apakah kalimat yang tersusun disini menggambarkan perangkainya seolah-olah ia sedang mendefinisikan dirinya sebagai seorang yang patah hati dan penuh harap akan sesuatu.

    Tentu aku tidak tahu tepatnya, tapi yang aku tahu kumpulan kata ini terkadang terinspirasi dari cerita orang yang kamu kenal. Entah cerita patah hati siapa dan harapan kepada siapa atau apapun itu. Semua harapan yang baik lebih bagusnya jika terwujud. Jika diizinkan.

 

Terimakasih sudah memberikan kumpulan kata ini... :) ”


Rabu, 1 Desember 2021 22:25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar