Sabtu, 04 Desember 2021

KUMPULAN KATA HALUBOIS PART 3

 

“ Memang menyebalkan ketika kamu bercerita masa lalu. Iya, beberapa kali aku sempat tergores rasa cemburu. Cemburu dengan orang-orang yang membentuk perempuan yang saat ini sangat cerewet didepanku. Bersyukurlah karena semua itu berhasil kamu lalui... ”

“ Terima kasih, karena kamu berani menceritakan masa lalumu dihadapan masa depanmu ...”

 

“ Sebelum kebersamaan kita saat ini, banyak sekali kebodohan yang belum aku ceritakan. Untuk mengajak perempuan sepertimu mau menjalin hubungan, entah kenapa jauh dari akal dan pikiran...”

“ Aku berdoa agar namaku kamu sebut dalam doamu, sampai lupa menyebut orang-orang yang telah mengasihiku ...”

 

“ dulu, jarak adalah orang ketiga yang selalu aku debatkan. Kita masih di indonesia tapi jarak bandung dengan surakarta rasanya sudah seperti jawa dan papua. Kekhawatiran selalu menjadi asupan, apakah kamu kuat sendirian ? semua pikiran menyepelekan enggan lepas dari pikiran. Tapi sekarang, perempuan disampingku saat ini, bukan lagi galon apapun yang dia hadapi aku pastikan dia sanggup... ”

“ Dibalik berbalas pesan dan video call-an, aku menyembunyikan harapan dan kerinduan ...”

 

“ maaf aku telat...” jurus terampuhku saat kita janjian atau sekedar mengantarmu berpergian, Hal yang tidak kamu sukai pada diriku. Dan kata “ iya gak papa, udah biasa... ” adalah tameng dari dari bentuk terima kasih telah merubahku menjadi orang yang disiplin dan mengkoreksiku dengan rajin...

“ Meski aku sering membuatmu terlambat, tapi kamu adalah orang yang aku anggap tepat... ”

 

“ laki-laki pendiam sepertiku banyak sekali menyimpan kegagalan. Dari yang sering jalan dikira ojek pangkalan, jadi orang terakhir mengucapkan selamat malam cuman jadi alarm, hingga sering ngajakin makan dikira kateringan. Pada akhirnya titik adalah akhuran untuk semua awalan... ”

“ Sering tersakiti akan membuatmu tahu cara merawat luka sendiri ...”

 

“ Hari ini kami bertemu mantannya. Kami berkenalan, cerita panjang lebar tentang bagaimana mereka sampai saat ini masih bisa berteman. Aneh, tapi terlihat menyenangkan. Dia masih menghatgai mantan dengan tidak mengasingkan, apalagi sampai melupakan. Waktu berboncengan dia berkata “ Gak papa kamu cemburu, asal pelukku masih bisa menenangkanmu... “

“ Teruntuk seseorang  yang pernah berjuang , aku tidak ingin melihatmu bangkit sendirian ... ”

 

“ Aku jadi ingat saat kamu marah karena kita berbeda pendapat. Kamu percaya asumsi orang lain dan aku bebal dengan pembelaan yang aku katakan. Sebelum akhirnya, perempuan yang kamu kira itu selingkuhan, memberi penjelasan. Itu sudah berlalu, berkat peristiwa itu aku jadi tahu yang lebih kejam dari holokaus adalah perempuan yang cemburuan... ”

“ Dari pertengkaran kita belajar bahwa hubungan ini masih banyak kekurangan ...”

 

“ Yang besok nonton ini ya... ” ucap dia sambil menunjukkan poster film yang ingin dia tonton. “ mau kapan ? moga aja aku gak ada acara...” jawabku dengan bercanda. Kami berdua memang suka menonton film. Terkadang aku butuh keberanian yang ekstra untuk menemaninya menontn film horror, genre film yang menjadi favoritnya. Aku termasuk laki-laki penakut dengan genre tersebut.   Bahkan aku hanya jadi bahan ejekannya selepas menonton, mungkin seii mall mendengar tawanya dngan riang melihatku ketakutan...”

“ Aku lupa film yang pernah kita tonton, tapi aku tidak bisa melupkan waktu luang yang pernah kita habiskan ...”

 

“ Ini pikiranku yang diatas nalar. Tentang keyakinan dan percintaan. Bagiku kedua hal itu absurd dan saling sentil. Sering menimbulkan kekecewaan, ketakutan, bahkan keberanian. Seberapa keras hati dan akal pikiran berusaha, mereka tak akan berhenti pada muara yang sama. Bukan lagi tembok berlin tapi iman pada diri masing-masing.

“ (t)uhan memberikan empat tempat, tapi cinta hanya memberi satu pilihan yang tepat ...”

 

 

“ Nanti selepas pulang kerja yaa... ” sahutku waktu menutup panggilan. Pesanmu yang bertubi-tubi ingin segera bertemu, akhirnya harus aku tenangkan lewat panggilan. Aku merasa sepertinya cuman aku yang ingin sekali kamu jumpai disepanjang hari tanpa rasa bosan. Kamu perempuan yang masih takut aku menghilang... ”

“ Bersabarlah, pelukmu masih menjadi tempatku melepas lelah ... ”

 

“ Udah kamu yang cari tempat duduk, biar aku yang pesan makananya... ” pintanya saat kafe yang kami kunjungi sedang ramai. Biasa, malam minggu. Setelah dia mengantri dan aku menemukan tempat yang tidak berdesakan. Pesanan kami akhirnya datang, aku kagum  dia sudah hafal tentang apa yang aku sukai dan tidak aku sukai. “keren, nanti aku beritahu satu hal lagi, tapi diperjalanan pulang, sekanag kita makan dulu... ”

“ aku punya banyak kesukaan, tapi aku hanya mencintai satu perempuan ... ”

 

“ Yang liat tuh, romantis ngasih bunga ke doi, gak kayak kamu... ” potongnya ketika kami sedang asik mengobrol. “ aahh mulai deh kelas perbandingannya..” sahutku. “ becanda sayang, sensian banget sih...” jawabnya denga nada becanda. Dia adalah panelis handal ketika ada pasangan lain yang berbeda dari kebiasaan kami. “ Jangan iri ya, kelak aku juga bisa jadi bucin seperti pada umumnya...”. ucapku pelan. “ ihh jangan gitu. Jangan berubah, aku masih menyukaimu yang seperti ini... ”.

“ Semua orang jatuh cinta dengan cara mereka sendiri-sendiri, yang berbeda hanyalah sosok yang mereka cintai ...”

 

Nanti ketika kamu pulang, aku akan menjadi anak kecil yang mendengarkan ibunya bercerita tentang dongeng malam. Merasa nyaman, meski hanya sebuah karangan. Kasih sayang yang benar-benar aku rindukan. Pintu itu akan selalu menunggu kedatanganmu untuk diketuk. Walaupun hanya sekedar untuk menjenguk.

“ Kemana pun kakimu berpetualang, aku berharap kamu kembali ke pelukkan ...”

 

“ Selamat ulang tahun ! ”. Teriak seorang perempuan yang sudah membawa lilin dan kue ditangan. “ Maaf ya, aku cuman pengen kamu juga merasakan kejutan seperti yang lain... ”. Dia tahu aku akan kesal, aku tipikal orang yang tidak begitu suka perayaan dan kemeriahan. “ Kadonya kalau gak cocok bisa ditukar, kamu sih gak ada yang dipengenin, aku jadi bingung mau beliin apa... ” ucapnya kesal setelah aku menyuapinya kue. “ makasih ya sayang... ”.

“ Aku punya satu permintaan, aku ingin kamu selalu mendoakan ... ”

 

Heh ! kenapa diem ? Kamu malu ?. “ eeee...enggak kok gak malu. Cuman kaget aja kamu bilang gitu...”. Aku teringat obrolan kami dulu waktu pendekatan. Dia benar, jika bukan karena mana mungkin aku sekarang bisa memulai obrolan dengan orang yang belum aku kenal. Dulu aku seorang apatis dengan pemikiranku yang pesimis. Bagiku dia itu pesulap, perempuan dengan pikiran yang selalu mengejutkan. “ dasar wanita cerewet yang tahu segala hal... ”. Batinku sembari melanjutkan perbincangan dengan teman-temanku di kedai kopi.

“ Mereka yang pendiam akan menyesal karena perasaan yang masih terpendam ...”

 

Kopi dan stroberi, seperti realita dan ekspetasi. Semua hal dapat kamu bayangkan tapi hanya beberapa saja yang berhasil terwujudkan. Tak apa, semua hal pasti terbalaskan, hanya saja semua tak seperti yang kamu harapkan...

“ Bukanya tidak mengerti, hanya saja kamu salah arti ...”

 

“ Sudah belum ? ”. tanyanya setelah keluar dari mesin atm. “ belum nih, sedikit lagi. Gak baik kalau sebat dijalan.” Pintaku menyeselesaikan setengah batang rokok yang tadi aku matikan karena tadi dia tergesa-gesa ingin diantarkan. “ Kamu bakal berhenti gak ? ” ucapnya ditengah perjalanan. “ Gak tau, kalau ada niat pasti juga berhenti kok, kenapa ? ”. “ Gak papa kok, gak berhenti juga gak papa. Cuman iseng nanya doang, kamu punya niatan berhenti apa enggak...”. “ Oh gitu, tapi nanti kalau aku berhenti merokok, kamu harus ucapin terima kasih sama rokok... ”. “ kenapa aku harus ngucapin terima kasih sama rokok ? ”. Sahutnya penasaran dengan apa yang barusan aku bilang.

“ Rokok dan mencintaimu adalah hal yang sama. Meski telah diperingatkan akan menyakitkan, nyatanya aku masih  bertahan ... ”

 

Ya, itulah cinta. Segala yang berlebihan adalah kewajaran. Semua cara dilakukan agar bisa bertahan dan menjadi keutuhan.. Perlakuan yang sering disalah artikan, pikiran yang selalu dibuat penasaran, dan harapan yang menjadi kenyataan...

“ Untuk seseorang yang aku sayang, jangan dulu berpamitan. Kamu masih aku usahakan ... ”

 

Sore ini sedikit berbeda. Kami hanya duduk didepan teras, menikmati martabak spesial ditemani teh dan kpi yang masih panas. “ Aneh, rasa martabaknya gak seperti biasanya... ”. keluhnya sembari menyodorkan martabaknya didepan muka. “ Aneh ? ya gaklah, namanya juga martabak spesial. Martabak ini sebenarnya satu golangan sama kamu yang... ”. Jawabku dengan bercanda. “ eehh, kok aku jadi ikut dibawa-bawa sih, emang sejak kapan martabak ini jadi saudaraku? ”.

“ Sesuatu yang istimewa itu harus diperlakukan berbeda. Karena dia lebih berharga daripada yang lainnya ... ”

 

Pintu ini akan selalu terbuka dengan lapang. Aku menunggumu kembali datang. Sepulang kerja, saat ada tugas, atau hanya menemani pikiranmuyag sedang ingin bebas. Saat sendirian, dengan teman-teman, atau bahkan dengan pasangan, semua itu bukan permasalahan. Datanglah, kau tak ingin ceritamu berakhir hanya dengan terbaring dikamar, bukan ? aku masih sama seperti saat kamu kesini untuk pertama kali.

  Tak semua tempat menjadi favorit kalian, tapi pasti ada satu tempat yang kalian kenang ... ”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar